Brother Roi

Brother. RoyNama saya Roi Yanto Gultom, seorang yang diselamatkan oleh Kristus, melalui PESAN-Nya di zaman ini.

Saya dipanggil ke dalam pesan ini adalah ketika saya menjalani perkuliahan di Politeknik Negeri Medan. Dan saya adalah seorang yang rajin ke gereja dan seorang pengikut Lutheran. Saya adalah anak ketiga dari empat bersaudara dan orangtua saya adalah seorang yang baik dan yang tidak pernah pergi ke gereja sekali pun, kecuali ada acara pemotongan daging di gereja. Kedua orang tua saya tidak pernah mengetahui sebelumnya bahwa saya sedang menjalani perkuliahan dan yang pada akhirnya mereka mengetahuinya juga.

Saya mempunyai sebuah kebiasaan, baik pagi hari, siang dan malam adalah mendengar siaran radio (yang tentunya berhubungan dengan kerohanian). Kebiasaan saya ini adalah mendengarkan siaran khotbah, saya tidak peduli siapa pun pengkhotbahnya dan saya selalu mendengarkannya dan membuat catatan tertentu terhadapnya. Saya juga sangat rajin mengikuti persekutuan oikumene di kampus, dan saya sangat rindu untuk ikut bergabung dengan mereka, tetapi Tuhan tidak memberikan jalan bagi saya, sehingga waktu berjalan saya hanya mengikuti acara mereka. Yang ada di dalam pemikiran saya pada waktu itu adalah untuk mencari sebuah tempat yang di mana di dalamnya saya melayani Tuhan.

Tetapi sebelum mengakhiri tahun 2009, pada bulan Desember; di mana pada waktu itu adalah libur semester ganjil (semester 3), yaitu ketika waktu menjelang malam (Waktu Senja) bahwa saya dengan kondisi yang gelisah memutar-mutar gelombang radio mencari sesuatu yang bermaanfaat bagi saya (tentunya berhubungan dengan kerohanian) dan tidak menemukan. Maka dengan ekspresi saya yang demikian memutar kembali akan radio tersebut dan yang pada akhirnya saya menemukan gelombang radio Teladan FM. Itu adalah seorang hamba Tuhan yang sedang mengudara; Brother Itok Rumbayan. Pada waktu itu saya mendengar sebuah pesan yang berjudul “Lima Kali Kedatangan Roh Elia”.

Dari sekian lamanya saya mendengar para pengkhotbah dari berbagai gereja, tidak pernah satu pun yang menggerakkan hati saya, seperti ketika pertama sekali saya mendengar pengkhotbah ini (Brother Itok) dan sesuatu yang dari dalam mendorong saya, dan saya merasakan ada sesuatu dengan suara itu. Kemudian saya membuat sebuah komentar akan khotbah yang saya dengar dan langsung meng-sms-kannya. Singkat cerita, saya diberi alamat yaitu, Jl. Helvetia Raya No. 105 dan saya mencarinya. Pencarian saya yang pertama adalah kurang berhasil, di mana saya hanya menemukan alamat dan sepeda motor di halaman rumah tersebut dan tidak ada orang di dalamnya. Kemudian saya menelepon nomor yang dikasih, ternyata mereka sedang di luar Medan. Pencarian saya yang kedua; saya langsung menuju alamat dan kami dipertemukan dan saya menemukan seorang ibu dengan dua anak dan tiga orang laki-laki di ruang kantor dan mereka menjamu saya dengan kopi dan gorengan. Ketiga orang laki-laki itu adalah Brother Itok, Brother Daniel, dan Brother Anto. Pada waktu itu saya seorang yang dungu, pemalu, dan pendiam.

Demikianlah dombanya yang dungu ini dipimpin sang Gembala.

Tuhan Memberkati…..